http://erdewiew.tumblr.com/
Rabu, 27 Juli 2016
Hati Kecil
Zaman semakin canggih. Manusia
semakin bervariasi tindakannya. Kebohogan semakin bertebaran. Konspirasi
menjadi kata yang tidak asing lagi. Sebentar-sebentar konspirasi. Makanan,
vaksin, games, gaya hidup. Semua penuh konspirasi. Katanya….
Jadi bagaimanakah yang
sebenarnya? Ketika kita mencari kebenaran, mendapatkan jawaban atas pencarian,
meyakininya, kita anggap benar, lalu ada yang menyatakannya lagi sebagai
konspirasi.
Dunia ini dipenuhi kepalsuan.
Ketika ada orang-orang yang mempublikasikan, mengikrarkan diri sebagai orang
suci yang teramat baik hati, padahal di kehidupan nyata, keadaan sesungguhnya
adalah kebalikannya. Ketika menghadapi
suatu ujian dalam hidup. Ujian di sekolah, di tempat kerja, dimanapun itu. Akan
sangat menyenangkan jika mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi akan sangat
berebeda rasanya jika kita mendapatkan hasil memuaskan dengan cara-cara yang
tidak seharusnya. Kadar kepuasan itu akan sangat-sangat berkurang. Lega mungkin
iya karena mendapat nilai yang bagus, akan tetapi rasa bersalah atau bahkan
rasa malu akan lebih kental terasa daripada rasa senang itu sendiri. Meskipun
nilai yang kita dapatkan kecil, akan sangat berarti jika nilai itu kita
dapatkan sepenuhnya dengan usaha sendiri. Diri akan menjadi semakin tertantang
untuk memacu diri lebih keras lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
dengan usaha sendiri.
Keinginan untuk menulis ini lahir
karena mungkin penulis mulai lelah. Ya! Lelah. Terlalu banyak manusia palsu di
dunia ini, terlalu banyak orang ingin mendapatkan citra positif di hadapan publik,
padahal pada kehidupan nyata keadaannya tidak begitu. Terlalu banyak kepalsuan
dan itu memuakkan. Terkadang terfikirkan, “ah
sudahlah toh dia, dia, dia, merkea yang menjalani.” Tapi terkadang hati ini
geram. Geram melihat respon dari orang-orang yang tidak mengetahui keadaan yang
sebenarnya. Geram melihat orang-orang itu dibodohi.
Manusia, manusiawi jika terkadang
ada perasaan ingin disanjung, ingin dihargai, ingin dianggap hebat, ingin
dianggap berjasa. Tapi, jika dipikir-pikir untuk apa? Pada akhirnya hanya akan
menjerumuskan diri pada keriyaan. Maka yang harus dilakukan adalah melakukan
introspeksi dan menyadari bahwa pada hakikatnya manusia hidup untuk Tuhannya.
Untuk beribadah kepadaNya. Ketika sebenar-benar bentuk keikhlasan sudah
tercapai, maka tidak akan ada lagi rasa mengagung-agungkan diri sendiri itu.
Mari bersama-sama berusaha. Mari mendapatkan hal-hal yang kita inginkan dengan
cara-cara yang baik, cara yang jujur, cara yang diridhoi Tuhan kita. Ingatlah,
Tuhan Kita Maha Mengetahui. Dan hati kecil, tak kan pernah menipumu, dia selalu tahu :)
Setelah sekian lama tidak
menulis, hari ini rasanya ingin sekali menulis. Dengan berbagai rasa yang ada
di hati ini, tulisan ini terasa sangat kacau dan tidak beraturan. Mohon
dimaafkan :)
Seseorang pernah berkata: “Write early and write often, don’t get it
right, get it written.”
So, this is it….
Senin, 09 Mei 2016
Masih Jingga
Hai Jingga...
Barisan syair indah penuh makna itu untukku kah?
Lalu...
Mengapa Jingga pergi lagi dan lagi-lagi pergi?
Seperti katamu juga hai Sang Jingga,
Sampai kapan?
Barisan syair indah penuh makna itu untukku kah?
Lalu...
Mengapa Jingga pergi lagi dan lagi-lagi pergi?
Seperti katamu juga hai Sang Jingga,
Sampai kapan?
Rabu, 04 Mei 2016
Jingga
Jingga, Mengapa tak menyapaku sore ini?
Tidakkah merindukan lembutnya mega-mega senja?
Tidakkah merindukan kicauan murai batu yang indah?
Rona-rona manis, seruan gagahnya garuda akankah melemahkan?
Akankah meleburkan?
Akankah menggoyahkan?
Hei Jingga, menepilah...
Bandung, 06 Maret 2013
Senja Rabu ini
Hari beranjak senja
Seperti biasa,
Kicauanmu terdengar asing
Karena berada di tempat yang tidak seharusnya
Tak pernah salah atau menyalahkan
Karena
Hati kadang tak bisa kita mengerti
Bandung, 19 September 2013
Tuhan, Sampaikan...
Mendung pekat di langit Bandung
Awan hitam menggumpal tebal di angkasa
Rasa rindu menyeruak memenuhi sudut-sudut ruangan
Membumbung tinggi
Menjulang
Sampaikah?
Ahh sampailah...
Sampaikan
Hari ini saja
Hari spesial untuknya
Bandung, 12 Juni 2014
Karena
Karena kita tidak dapat melihat suatu hal dari satu sudut pandang saja
Sudut pandang kamu
Sudut pandang saya
Sudut pandang dia
Sudut pandang mereka
Sudut pandang kita
Semua penting
Tak ada yang benar 100% selama belum dibuktikan
Skala seseorang tentang kebenaran terkadang berbeda
Ahh selalu Tuhan yang Maha Tahu...
Bandung 29 Januari 2014
Hujan
Hujan
Maukah kau menjadi hujan untukku?
Dengan butiran-butiran lembut,
Membasahiku dengan kesejukanmu
Dengan dentinganmu,
Membuat melody nan syahdu
Dengan kekuatanmu,
Memberi rahmat untuk sekitarmu
Dengan keikhlasanmu yang sempurna,
Curahkan hanya untukku
Kepada sang tanah,
Asal mulaku,
Asal mulamu
Tempat kita kembali
Tempat kita menepi
Tempat kita memulai semuanya
Bandung, 05 Mei 2014
Daun
Daun-daun bergerak mengikuti irama angin
Terlihat anggun dan syahdu sekali
Angin berhembus ke Barat
Maka ikutlah daun bergerak ke Barat
Angin berhembus ke Timur
Maka ikutlah daun bergerak ke Timur
Menari-menari menggeliat manja
Seolah memiliki isyarat tersendiri
Seolah mengajaku bercengkrama bersama
Seolah memanggil-manggil seraya tersenyum
Adakah yang ingin disampaikan daun untukku?
Ataukah daun ingin menyampaikan pesanku untuknya?
Ataukah daun ingin menyampaikan pesannya untukku?
Daun...
Teruslah bergerak
Menemaniku melewati rindu-rinduku
Melewati cerahnya siang yang selalu mengingatkanku padanya
Pada sang surya yang sedang terselubung kabut
Kabut yang tebal
Kabut yang dingin
Kabut yang selalu ingin kutembus
Bandung 23 Agustus 2015
Hilang
Melihatmu
Hati terasa sesak
Mata terasa kabur
Air mata ini ingin mengalir
Kepala terasa berat
Hampir meledak
Padahal kamu itu kesukaanku
Senang sekali berada disekelilingmu
Senang sekali bisa memilikimu
Kau membuatku kehilangan duniaku
Semua waktuku hampir tercurahkan untukmu
Entah mengapa sekarang begini
Mengingatmu saja aku merasa mual
Tetapi,
Jika jauh darimu, pikiranku tetap mengingatmu
Seperti hantu yang selalu membayangiku
Terasa berdosa besar jika berlama-lama jauh darimu
Hati ini tak tenang
Tak tentram
Banyak yang harus dilakukan denganmu
Banyak sekali
Dan itu, harus....
Kemanakah hilangnya rasa sukaku padamu?
Kemana?
Ternyata betul kata orang
Sesuatu yang berlebihan memang tak baik
Tak akan baik
Tak pernah baik...
Melemahkan
Menudarkan
Menghilangkan rasa itu
Ingin menangis
Tapi untuk apa?
Tak juga menyelesaikan masalahku...
Buku oh buku
Kembalilah seperti dulu
26 Desember 2015
Jingga, Mengapa tak menyapaku sore ini?
Tidakkah merindukan lembutnya mega-mega senja?
Tidakkah merindukan kicauan murai batu yang indah?
Rona-rona manis, seruan gagahnya garuda akankah melemahkan?
Akankah meleburkan?
Akankah menggoyahkan?
Hei Jingga, menepilah...
Bandung, 06 Maret 2013
Senja Rabu ini
Hari beranjak senja
Seperti biasa,
Kicauanmu terdengar asing
Karena berada di tempat yang tidak seharusnya
Tak pernah salah atau menyalahkan
Karena
Hati kadang tak bisa kita mengerti
Bandung, 19 September 2013
Tuhan, Sampaikan...
Mendung pekat di langit Bandung
Awan hitam menggumpal tebal di angkasa
Rasa rindu menyeruak memenuhi sudut-sudut ruangan
Membumbung tinggi
Menjulang
Sampaikah?
Ahh sampailah...
Sampaikan
Hari ini saja
Hari spesial untuknya
Bandung, 12 Juni 2014
Karena
Karena kita tidak dapat melihat suatu hal dari satu sudut pandang saja
Sudut pandang kamu
Sudut pandang saya
Sudut pandang dia
Sudut pandang mereka
Sudut pandang kita
Semua penting
Tak ada yang benar 100% selama belum dibuktikan
Skala seseorang tentang kebenaran terkadang berbeda
Ahh selalu Tuhan yang Maha Tahu...
Bandung 29 Januari 2014
Hujan
Hujan
Maukah kau menjadi hujan untukku?
Dengan butiran-butiran lembut,
Membasahiku dengan kesejukanmu
Dengan dentinganmu,
Membuat melody nan syahdu
Dengan kekuatanmu,
Memberi rahmat untuk sekitarmu
Dengan keikhlasanmu yang sempurna,
Curahkan hanya untukku
Kepada sang tanah,
Asal mulaku,
Asal mulamu
Tempat kita kembali
Tempat kita menepi
Tempat kita memulai semuanya
Bandung, 05 Mei 2014
Daun
Daun-daun bergerak mengikuti irama angin
Terlihat anggun dan syahdu sekali
Angin berhembus ke Barat
Maka ikutlah daun bergerak ke Barat
Angin berhembus ke Timur
Maka ikutlah daun bergerak ke Timur
Menari-menari menggeliat manja
Seolah memiliki isyarat tersendiri
Seolah mengajaku bercengkrama bersama
Seolah memanggil-manggil seraya tersenyum
Adakah yang ingin disampaikan daun untukku?
Ataukah daun ingin menyampaikan pesanku untuknya?
Ataukah daun ingin menyampaikan pesannya untukku?
Daun...
Teruslah bergerak
Menemaniku melewati rindu-rinduku
Melewati cerahnya siang yang selalu mengingatkanku padanya
Pada sang surya yang sedang terselubung kabut
Kabut yang tebal
Kabut yang dingin
Kabut yang selalu ingin kutembus
Bandung 23 Agustus 2015
Hilang
Melihatmu
Hati terasa sesak
Mata terasa kabur
Air mata ini ingin mengalir
Kepala terasa berat
Hampir meledak
Padahal kamu itu kesukaanku
Senang sekali berada disekelilingmu
Senang sekali bisa memilikimu
Kau membuatku kehilangan duniaku
Semua waktuku hampir tercurahkan untukmu
Entah mengapa sekarang begini
Mengingatmu saja aku merasa mual
Tetapi,
Jika jauh darimu, pikiranku tetap mengingatmu
Seperti hantu yang selalu membayangiku
Terasa berdosa besar jika berlama-lama jauh darimu
Hati ini tak tenang
Tak tentram
Banyak yang harus dilakukan denganmu
Banyak sekali
Dan itu, harus....
Kemanakah hilangnya rasa sukaku padamu?
Kemana?
Ternyata betul kata orang
Sesuatu yang berlebihan memang tak baik
Tak akan baik
Tak pernah baik...
Melemahkan
Menudarkan
Menghilangkan rasa itu
Ingin menangis
Tapi untuk apa?
Tak juga menyelesaikan masalahku...
Buku oh buku
Kembalilah seperti dulu
26 Desember 2015
Rabu, 17 Februari 2016
Langganan:
Postingan (Atom)