Rabu, 27 Juli 2016

Hati Kecil



Zaman semakin canggih. Manusia semakin bervariasi tindakannya. Kebohogan semakin bertebaran. Konspirasi menjadi kata yang tidak asing lagi. Sebentar-sebentar konspirasi. Makanan, vaksin, games, gaya hidup. Semua penuh konspirasi. Katanya….
Jadi bagaimanakah yang sebenarnya? Ketika kita mencari kebenaran, mendapatkan jawaban atas pencarian, meyakininya, kita anggap benar, lalu ada yang menyatakannya lagi sebagai konspirasi.
Dunia ini dipenuhi kepalsuan. Ketika ada orang-orang yang mempublikasikan, mengikrarkan diri sebagai orang suci yang teramat baik hati, padahal di kehidupan nyata, keadaan sesungguhnya adalah kebalikannya.  Ketika menghadapi suatu ujian dalam hidup. Ujian di sekolah, di tempat kerja, dimanapun itu. Akan sangat menyenangkan jika mendapatkan hasil yang memuaskan. Tetapi akan sangat berebeda rasanya jika kita mendapatkan hasil memuaskan dengan cara-cara yang tidak seharusnya. Kadar kepuasan itu akan sangat-sangat berkurang. Lega mungkin iya karena mendapat nilai yang bagus, akan tetapi rasa bersalah atau bahkan rasa malu akan lebih kental terasa daripada rasa senang itu sendiri. Meskipun nilai yang kita dapatkan kecil, akan sangat berarti jika nilai itu kita dapatkan sepenuhnya dengan usaha sendiri. Diri akan menjadi semakin tertantang untuk memacu diri lebih keras lagi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dengan usaha sendiri.
Keinginan untuk menulis ini lahir karena mungkin penulis mulai lelah. Ya! Lelah. Terlalu banyak manusia palsu di dunia ini, terlalu banyak orang ingin mendapatkan citra positif di hadapan publik, padahal pada kehidupan nyata keadaannya tidak begitu. Terlalu banyak kepalsuan dan itu memuakkan. Terkadang terfikirkan, “ah sudahlah toh dia, dia, dia, merkea yang menjalani.” Tapi terkadang hati ini geram. Geram melihat respon dari orang-orang yang tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya. Geram melihat orang-orang itu dibodohi.
Manusia, manusiawi jika terkadang ada perasaan ingin disanjung, ingin dihargai, ingin dianggap hebat, ingin dianggap berjasa. Tapi, jika dipikir-pikir untuk apa? Pada akhirnya hanya akan menjerumuskan diri pada keriyaan. Maka yang harus dilakukan adalah melakukan introspeksi dan menyadari bahwa pada hakikatnya manusia hidup untuk Tuhannya. Untuk beribadah kepadaNya. Ketika sebenar-benar bentuk keikhlasan sudah tercapai, maka tidak akan ada lagi rasa mengagung-agungkan diri sendiri itu. Mari bersama-sama berusaha. Mari mendapatkan hal-hal yang kita inginkan dengan cara-cara yang baik, cara yang jujur, cara yang diridhoi Tuhan kita. Ingatlah, Tuhan Kita Maha Mengetahui. Dan hati kecil, tak kan pernah menipumu, dia selalu tahu :)
Setelah sekian lama tidak menulis, hari ini rasanya ingin sekali menulis. Dengan berbagai rasa yang ada di hati ini, tulisan ini terasa sangat kacau dan tidak beraturan. Mohon dimaafkan :)
Seseorang pernah berkata: “Write early and write often, don’t get it right, get it written.”
So, this is it….

Tidak ada komentar: